
OCA Sepakat Perjuangkan Pencak Silat Tampil di Asian Games Mendatang
Jakarta (21/1/2025) — Dewan Olimpiade Asia (OCA) telah menyatakan dukungan untuk memperjuangkan pencak silat agar kembali dipertandingkan di Asian Games mendatang. Hal ini disampaikan Presiden Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, usai bertemu dengan jajaran OCA di Kuwait, termasuk Director General Captain Husain Al-Mussalam dan OCA Deputy Director General Vinod Kumar Tiwari.
“Dalam kesempatan itu, OCA menyatakan setuju untuk memperjuangkan pencak silat supaya bisa dipertandingkan di Asian Games berikutnya,” ujar Raja Sapta Oktohari, yang akrab disapa Okto.
Pencak silat terakhir kali menjadi cabang olahraga di Asian Games pada edisi Jakarta-Palembang 2018. Sebagai salah satu warisan budaya Indonesia, olahraga ini terus diperjuangkan untuk eksis di berbagai ajang multievent internasional, termasuk Olimpiade.
NOC Indonesia telah melakukan berbagai langkah strategis untuk mengangkat pencak silat ke level dunia. Salah satu upaya tersebut adalah demonstrasi pencak silat di Olimpiade Paris 2024 dan Kejuaraan Dunia di Abu Dhabi 2024.
Okto menegaskan, sebagai warisan budaya Indonesia, pencak silat layak mendapat pengakuan internasional. “Presiden Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Presiden International Federation Pencak Silat (Persilat), menjadi simbol penting dalam perjuangan ini. Sebagai bangsa Indonesia, kita bangga pencak silat di bawah kepemimpinan beliau terus berkembang,” ungkapnya.
Langkah NOC Indonesia tak hanya fokus pada Asian Games, tetapi juga pada ajang Youth Olympic 2026 di Dakar. Perwakilan Dakar bahkan diundang untuk menghadiri Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2024 di Abu Dhabi sebagai bagian dari diplomasi olahraga.
“Mereka (Dakar) sudah mulai tertarik untuk memasukkan pencak silat. Jika pencak silat menjadi bagian dari Youth Olympic, otomatis ini akan membuka jalan menuju Olimpiade,” jelas Okto.
Sekretaris Jenderal Persilat, Teddy Suratmadji, juga menambahkan bahwa saat ini pencak silat tengah menjalani proses penting untuk memenuhi kriteria keanggotaan IOC. Langkah awalnya adalah menjadi signatory WADA (World Anti-Doping Agency) dan anggota AIMS (Alliance of Independent Recognized Members of Sport).
“Kami optimis kedua proses ini dapat diselesaikan pada 2025, sehingga pencak silat bisa masuk ke Olimpiade 2028 di Los Angeles, baik sebagai cabang resmi maupun ekshibisi,” ujar Teddy.
Persilat juga aktif membantu federasi pencak silat di berbagai negara untuk mengembangkan atlet dan menyediakan fasilitas pelatihan. Hal ini bertujuan untuk memperluas jangkauan pencak silat di kancah internasional.
“NOC Indonesia berperan besar dalam diplomasi ini. Keputusan memasukkan pencak silat ke multievent internasional dibuat melalui rapat-rapat IOC atau OCA yang dihadiri oleh NOC dari berbagai negara,” tutup Teddy.
Dengan dukungan dari OCA dan langkah diplomasi NOC Indonesia, pencak silat kini selangkah lebih dekat untuk kembali hadir di Asian Games dan meraih pengakuan dunia.